Sudah lama sekali
matahari sepertinya sangat marah padaku. Bukan hanya aku, mungkin banyak orang
yang merasakan hal yang serupa. Matahari yang biasanya memberikan kehangatan
itu, kini tampak sangat marah. Terik cahaya yang dihasilkannya membuat kulitku
menjadi hitam pekat dan kering kerontang. Serta membuat tenggorokanku selalu
kering. Sepertinya lapisan ozon di bumi sudah tak kuat untuk melindungi sinar
ultraviolet secara langsung. Dan memang harus disadari, jika hal tersebut terjadi
karena ulah manusia itu sendiri. Manusia yang enggan untuk menjaga buminya.
Dan baru hari
kemarin, hujan mulai membasahi tempatku. Entah karena apa, ia baru datang
sekali ini. Tak seperti di wilayah Bandung lain, yang memang sebelumnya sudah
mulai turun hujan. Padahal jika dia tau, aku sangat merindukannya. Merindukan tetesan
hujan yang datang secara bergiliran. Ya, aku juga merindukan tetesan hujan yang
mampu menutupi kesedihanku. Air mataku tak kan terlihat jelas jika aku berada
diantara tetesan hujan itu. Sungguh aku merindukannya.
Meski hujan
kemarin sempat membuat sebagian orang mengeluh, karena banjir dan membuat
jalanan super duper macet, tapi aku bersyukur jika kemarin tempatku telah
dibasahi air hujan. Setidaknya debu dan kotoran yang selalu berterbangan di
Kampus Hijauku akan terusir untuk sementara oleh air hujan itu.
Dan setidaknya
sisa air hujan yang meninggalkan tanah menjadi becek itu menemani malamku di
depan bangunan hijau yang beberapa hari lagi akan diruntuhkan. Gedung yang
memiliki dua lantai itu sudah tampak lusuh dan tak mampu menampung ribuan
mahasiswa baru ataupun mahasiswa lama yang akan diwisuda. Ya, gedung itu akan
segera diruntuhkan dan diganti dengan gedung yang lebih layak.
Malam itu,
masih dengan udara yang dingin karena sisa hujan sore itu aku memaksakan kedua
kakiku untuk melangkah dan berkendara motor menuju kampus yang jaraknya tidak
jauh dari rumah. Sebenarnya jikalau harus berjalan kaki, hanya akan membutuhkan
waktu sepuluh menit saja. Namun karena jam malam, gerbang masuk untuk jalan
kaki sudah ditutup. Dan terpaksa aku harus berkeliling menggunakan kendaraan
motor menuju kampus.
Aku kira, sisa
hujan tak akan menemani kesepianku untuk malam itu. Karena ku tau, hujan itu
sudah berhenti. Tinggal sisa-sisanya saja. Dan berharap sisa hujan itu hanya akan
menemani kebahagiaanku. Hanya untuk malam ini saja, ku mohon. Namun nihil, sisa
hujan itu ternyata menemaniku disaat aku harus mengeluarkan air mata lagi. Seharusnya
aku tak datang ketempat itu Tuhan. Kenapa aku harus selalu tergoda dengan
alunan harmoni yang akan ia mainkan. Kenapa aku harus selalu berharap ia keluar
dari bangunan itu untuk menemuiku.
Terlalu picik
memang jika aku harus membohongi diriku sendiri. Karena yang aku tau ada dua
hal yang tak kan pernah melakukan kebohongan dan tak kan mampu dibohongi. Iya,
dia adalah Tuhan dan diriku sendiri. Aku ini sudah tak tau malu yah? Ataukah karena
aku ini manusia paling bodoh? Apakah salah jika aku selalu berdo’a dengan
permohonan yang sama? Dan lagi-lagi Engkau tak kunjung mengabulkannya? Sudahlah,
yang pasti aku sangat berterimakasih kepada sisa-sisa hujan dan jalanan yang
becek yang sudah menemaniku malam itu.
Terimakasih telah berkunjung
Silahkan tinggalkan jejaknya dengan berkomentar atau mengisi buku tamu. Dan jangan lupa untuk follow blog ini. Sering-sering datang kesini yah!
Silahkan tinggalkan jejaknya dengan berkomentar atau mengisi buku tamu. Dan jangan lupa untuk follow blog ini. Sering-sering datang kesini yah!
No comment yet
Terimakasih Hujan
Terimakasih Hujan
I'm on twitt
Popular Posts
-
Hak jawab dan hak tolak wartawan adalah salah satu kewajiban yang dimiliki oleh wartawan atau seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya d...
-
Uraian sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syrcuse, sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu dip...
-
Menjadi wartawan di media online itu sangat mudah. Asalkan kita memiliki 9 keterampilan di bawah ini, anda bisa menjadi seorang wartawan di...
-
Siapa sih yang gak kenal sama Gramedia dan Palasari. Untuk para pencinta buku khususnya di Bandung, rasanya kebangetan deh kalo gak kenal s...
-
Bagian depan CIC yang biasa digunakan untuk lokasi parkir CIC, sebuah tempat wisata yang berada di wilayah Bandung ini memang sudah l...
- Anonymous says:
meni dedeuh :( - Anonymous says:
tapi akau rindu untuk menghabisakan waktu bersamamu cimuls :* - Anonymous says:
yang ku tahu kau masih jomlo hohoho :* - Anonymous says:
Tahu dan tempe memang tak bisa dipisahkan. Hihi
Agar hidup... read more! - rizkipd says:
bukan karena tahu tak ingin tempe :)
semangat menulis... read more!
Add your comment below