• Home
  • Jurnalistik
  • Catatan
  • Gallery
  • Partner

Bukan Tulisan Luar Biasa

Mahasiswa dan Nilai

Tweet
Unknown / No comment
Filed under: Artikel, Tugas
new blogger edit icon Add New Comment
Email This BlogThis!Share to X Share to Facebook

Nilai mungkin adalah sesuatu hal yang diagungkan oleh sebagian orang-orang yang sedang menyandang ilmu dipelbagai lapisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nilai memiliki banyak arti, salah satunya adalah harga, banyak sedikitnya isi; kadar; dan mutu. Sederhananya, nilai itu berarti sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dan nilai itu dipandang sebagai sesuatu yang berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Dalam proses akademik, nilai menjadi suatu tolak ukur bagi mereka dalam menempuh jenjang pendidikan formal. Dari mulai tingkat bawah, seperti SD dilanjutkan SMP dan SMA, hingga bangku perkuliahan, nilai memiliki artian yang sangat penting. Selain untuk melanjutkan jenjang pendidikan, nilai yang berupa ijazah pun menjadi patokan akan kualitas pendidikan seseorang.

Salah satunya adalah mereka yang duduk dibangku perkuliahan. Mahasiswa mana yang tak ingin menyelesaikan jenjang perkuliahannya dengan tepat waktu, sekitar empat tahun. Bahkan kalau bisa kurang dari itu dan mampu mendapatkan nilai yang sempurna. Namun tidak bisa kita pungkiri lagi, nyatanya mahasiswa dibuat lupa dengan nilai-nilai yang berupa angka dan huruf dalam selembar kertas. Boleh jadi hal ini adalah salah satu akibat dari tatanan bangsa kita yang cenderung selalu menjungjung sebuah nilai melalui ijazah.

Tak sedikit bagi mereka, para mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai dengan predikat cum laude menghalalkan segala cara, tanpa memperdulikan kualitas ilmu yang mereka miliki. Alih-alih hal ini terjadi karena fasilitas dan teknologi yang ada. Hingga mahasiswa dibuat terlena olehnya. Serba instant, serba mudah, menjadi bagian dari kehidupan mereka. Dan akhirnya mereka lupa, atas status yang disandangnya sebagai agent of change.

Islam memiliki pandangan sendiri yang amat luar biasa dalam menilai orang-orang yang berilmu. Bukan orang-orang yang memiliki nilai berupa angka dan huruf atas ilmu tersebut, namun bagi mereka yang memiliki pemahaman atas ilmu yang mereka miliki. Banyak ayat Al-Qur’an ataupun hadis yang menyinggung hal tersebut. Salah satunya adalah keterangan hadis yang menyebutkan “lebih baik dua rakaatnya seseorang yang berilmu, daripada seribu rakaatnya orang yang bodoh” bahkan adapula keterangan yang menyebutkan jika tidurnya orang berilmu lebih baik daripada orang bodoh. Betapa hebatnya orang yang berilmu itu dipandang. Bahkan dalam hal terkecilnya sekalipun begitu sangat dihargai.

Nampaknya pengagungan atas nilai tersebut harus segera diluruskan, karena yang terpenting dalam proses menuntut ilmu itu bukan sebuah nilai, namun sejauh mana kita memiliki pemahaman tentang ilmu-ilmu tersebut. Dan mereka pun hampir lupa, jika rentetan nilai bukan menjadi sebuah tolak ukur untuk mencapai sebuah keberhasilan. Seharusnya ilmu yang menjadi prioritas utama, bukan nilai. Karena secara logika, seseorang yang memiliki pemahaman atas ilmunya, maka nilai pun akan pada dasarnya berada digenggaman mereka.

Seyogyanya, kita sebagai mahasiswa yang memiliki peranan penting dalam tatanan bangsa, harus peka terhadap lingkungannya sendiri. Bukan hanya mementingkan diri sendiri demi memperoleh nilai akademik yang memuaskan. Sedangkan dalam aspek sosial dan pembangunan mereka memperoleh nilai nol besar. Mahasiswa dituntut menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungannya. Baik didalam maupun diluar kampus. Karena hal inilah yang memiliki bobot nilai besar dibandingkan hanya berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai akademik yang baik selama proses perkuliahan saja.

Hal tersebut dapat tercermin dalam kepekaan mahasiswa terhadap pemerintahan. Setidaknya dalam tatanan pemerintahan kampusnya sendiri. Syukur-syukur jika mereka peka dan ikut aktif atas persoalan yang terjadi dalam bangsa kita ini. Seharusnya kita mengingat dan menilik beberapa tahun kebelakang, tepatnya ketika zaman rezim otoriter Presiden Soeharto. Mereka mampu menggulingkan Soeharto untuk turun dari jabatannya. Betapa hebatnya peranan mahasiswa, atas status yang mereka miliki, mereka mampu menggulingkan penguasa nomor satu di Negara kita ini.

Disadari atau tidak, bangsa kita menarauh harapan yang amat besar terhadap mereka yang menyandang status sebagai mahasiswa. Meski sebagian orang memandang mahasiswa dengan sebelah mata, namun kita tetap memiliki tugas untuk ikut serta membangun Negara ini. Keteguhan dan pantang menyerah menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan karakter dan jati diri.

Terkait pembangunan karakter ini, kejujuran pun harus diutamakan. Dalam hal ini, semua elemen masyarakat sejak usia dini harus mulai dikenalkan dan diajari untuk berbicara kebenaran. Prioritas selanjutnya adalah menumbuhkan rasa bertanggung jawab. Yang menjadi penekanan dalam poin ini adalah melakukan segala sesuatu dengan serius, bertanggung jawab, tidak bergantung dan menyalahkan orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah mengenai disiplin diri. Orang disiplin pasti mampu mengontrol dirinya sendiri serta mampu menghargai keberagaman.

Dan pada titik inilah, seyogyanya kesadaran atas status sebagai mahasiswa ini segera kita tanamkan. Bukan nilai angka-angka dan huruf yang harus diprioritaskan, namun pemahaman ilmu serta keaktifanlahh yang dibutuhkan bagi mahasiswa yang memiliki tugas sebagai agent of change. Yaitu orang-orang yang diharapkan harus mampu melakukan perubahan dalam pelbagai aspek yang lebih baik bagi dirinya sendiri dan bangsa ini.

Terimakasih telah berkunjung
Silahkan tinggalkan jejaknya dengan berkomentar atau mengisi buku tamu. Dan jangan lupa untuk follow blog ini. Sering-sering datang kesini yah!
Related Posts
No comment yet
Mahasiswa dan Nilai
    Be the first!
    Add your comment below

Contact Me

I'm on twitt

Tweet oleh @srimoeLz

Blog Archive

  • ►  2015 (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (4)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2013 (26)
    • ►  April (1)
    • ►  March (14)
    • ►  February (6)
    • ►  January (5)
  • ▼  2012 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  May (2)
    • ▼  April (2)
      • Kapan Perubahan itu Terjadi ?
      • Mahasiswa dan Nilai
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2011 (3)
    • ►  February (3)
  • ►  2010 (1)
    • ►  November (1)

Popular Posts

  • Hak Jawab dan Tolak Wartawan
    Hak jawab dan hak tolak wartawan adalah salah satu kewajiban yang dimiliki oleh wartawan atau seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya d...
  • Sejarah Perkembangan Retorika
    Uraian sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syrcuse, sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu dip...
  • 9 Keterampilan Wartawan Online
    Menjadi wartawan di media online itu sangat mudah. Asalkan kita memiliki 9 keterampilan di bawah ini, anda bisa menjadi seorang wartawan di...
  • Gramedia dan Palasari
    Siapa sih yang gak kenal sama Gramedia dan Palasari. Untuk para pencinta buku khususnya di Bandung, rasanya kebangetan deh kalo gak kenal s...
  • Finally I Visited CIC
    Bagian depan CIC yang biasa digunakan untuk lokasi parkir CIC, sebuah tempat wisata yang berada di wilayah Bandung ini memang sudah l...
  • NEW POSTS
  • COMMENTS
  • FLICKR

    Get your Flickr ID!

About Me

Unknown
View my complete profile
Black Moustache
Mau Widget Ini? Klik Disini
[tutup]
2013 Bukan Tulisan Luar Biasa. Powered by Blogger.